Saat aku masih di tanah itu,
Tika aku sudah bergelar perantau,
Terukir senyuman yang entah apa maknanya...

Seketika ku bermonolog,
Walau kadang tidak ku mengerti
Mengapa begini perjalanan hidupku,
Namun ku pasti ini terbaik buatku,
Kerna al-Khalid lebih memahami diriku,
Dari aku sendiri,
Kerna Dia Penciptaku..


Terukir lagi senyuman di bibir,
Onak duri sakit semalam,
Segalanya hanya ujian seketika,
Tanda kasih ar-Rahim buatku,
Mengingatkan aku tika lupa,
Mengejutkan aku tika lena,
Alhamdulillah tanda bersyukur...

Pandangan ku lempar jauh,
Terbayang kisah suka semalam,
Manis sehingga kini masih terasa,
Senyuman terukir lagi,
Tidak pernah putus rahmat yang Esa,
Sungguh aku bahagia,
Dipinjamkan mereka dalam hidupku,
Keluarga, teman setia, walau jauh beribu batu, hati kita tetap satu...

Ku tundukkan pandangan,
Ku renung batu-batu hitam di jalanan,
Terkenang hitam noda yang ku lakukan semalam,
Terhapus senyuman,
Sungguh aku hamba kerdil yang hina,
Tidak bisa lari dari dosa dan noda...

Ku hela panjang nafasku,
Ku lempar jauh-jauh pandanganku,
Allah masih meminjamkan aku usia,
Tiada guna hanya bersedih atas noda semalam,
Jika tiada disusuli taubat,
Jika tiada perubahan...

Sedarlah penawar,
Kehidupanmu di dunia hanya fana,
Yang kekal di akhirat sana,
Manfaatkanlah usia yang dipinjamkan ke jalanNya,
Oraklah langkah ke arah kebaikan,
Jauhilah kemungkaran,
Biarlah lembaran tahun ini lebih bermakna,
Usahalah mengejar nur hidayahNya,
Pasti kau akan lebih bahagia...

*Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah tiada.